Acara Puncak Dies Natalis ke-74 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

 

Acara Puncak Dies Natalis ke-74 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Kamis (4/12/2014), bertempat di Auditorium Gedung IX FIB UI, acara puncak Dies Natalis ke-74 FIB UI diisi dengan pemberian penghargaan kepada mahasiswa, dosen, dan karyawan berprestasi, orasi ilmiah dari Dr. Untung Yuwono, serta pagelaran ketoprak Teater DoKar (Dosen Karyawan) FIB UI. Dies Natalis FIB tahun ini mengangkat tema “Kebersamaan dalam Keragaman Budaya”.

Orasi ilmiah oleh Untung Yuwono berjudul “Selayang Pandang Perkembangan Kajian Indonesia dan Peluang Pengembangan Pengkajian Indonesia di Tanah Air” membahas kajian Indonesia dari bermacam perspektif. Orasi ini menguraikan historisitas kajian Indonesia dari masa kolonial hingga sekarang.

Banyak perguruan tinggi di luar negeri yang telah mengembangkan kajian Indonesia. “Tidak kurang dari empat puluh negara di seluruh dunia saat ini memiliki program kajian Indonesia, yang sebagaian besar ditempatkan di perguruan tinggi,” jelas Untung.

Menurut Untung, kajian tentang Indonesia seharusnya dilakukan oleh sivitas akademika di FIB UI. Sebagai contoh, kajian dalam kebudayaan maritim diperlukan oleh pemerintahan Indonesia untuk menjadi poros maritim bagi dunia.

Pada dasarnya, orasi ilmiah ini sekaligus bertujuan untuk mengajak sivitas akademika, melalui Lembaga Kajian Indonesia (LKI) FIB UI, untuk bersama-sama mengembangkan kajian Indonesia dalam wadah LKI. Selama ini, kajian tentang Indonesia lebih banyak dilakukan oleh para Indonesianis, seperti Benedict Anderson (Amerika Serikat), George Quinn (Australia), atau Stephen James Oppenheimer (Inggris). Untuk itu, Untung menekankan, kajian Indonesia menjadi penting dikembangkan di negeri sendiri.

Acara puncak Dies Natalis ditutup dengan penampilan ketoprak humor berjudul Pasunda-Bubat. Naskah yang digarap oleh M. Yoesoev ini bercerita tentang perang antara kerajaan Majapahit dan kerajaan Sunda yang disebabkan oleh kelancangan Raden Patih Gadjahmada menjodohkan Raja Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka. Padahal, pada saat yang sama, Hayam Wuruk telah dijodohkan dengan Indudewi. Teater ini menjadi unik karena para pemain terdiri atas kombinasi dosen, karyawan, dan mahasiswa FIB UI. (FSN)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: