Departemen Ilmu Komunikasi Gelar Konferensi Internasional Tentang Kebebasan Berekspresi

 

Departemen Ilmu Komunikasi Gelar Konferensi Internasional Tentang Kebebasan Berekspresi

Isu kebebasan berekspresi terutama di negara-negara berkembang kerap menjadi pembahasan kemerdekaan pers yang minim ujaran kebencian hingga menyebarnya kabar palsu seringkali menjadi masalah di negara-negara tersebut

isu itu pula yang dibahas oleh 48 peserta dari 11 negara yang hadir dalam konferensi internasional Global Inter Media Dialogue atau GIMD pada 23 sampai 25 Januari 2017 di kampus FISIP Universitas Indonesia.

Diskusi panel bertema “Looking Back Looking Forward: Globalizing Freedom Of Expression” membuka rangkaian kegiatan dalam konferensi internasional kali ini. Doktor Inaya Rakhmani dari Universitas Indonesia menjadi moderator diskusi ini sedangkan pembicaranya terdiri dari Doktor Ade Armando dari Universitas Indonesia, Bambang Harymurti, Direktur Utama Grup Tempo, dan Elizabeth Eide yang merupakan profesor di bidang jurnalisme dari Oslo and Akershus University Norwegia.

Dalam diskusi berdurasi 120 menit itu mereka membahas perkembangan kebebasan berekspresi selama 10 tahun terakhir. Dengan latar belakang jurnalis akademisi dan penulis para peserta konferensi mendiskusikan isu-isu kebebasan berekspresi yang terjadi di negara konflik dan berkembang setiap peserta memiliki penekanan berbeda terhadap isu ini tergantung pada kondisi di negaranya masing-masing 

Secara keseluruhan konferensi bertaraf internasional ini menggelar tujuh panel diskusi dengan isu berbeda diantaranya tentang kebebasan berekspresi dan ujaran kebencian di media sosial, media dan marginalisasi, dialog kontra konfrontasi, serta kebebasan berekspresi dan terorisme.

Bambang Harymurti salah satu pembicara asal indonesia memandang konferensi ini sebagai ajang untuk meningkatkan kesadaran atas kebebasan berekspresi. “Acara seperti ini diperlukan diskusi bagaimana mengatasi kedua masalah ini, melindungi wartawan supaya dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih aman, dan kedua juga bagaimana di era sosial media ini media tetap bisa menjadi rujukan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

 

Konferensi GIMD juga menjadi ajang untuk mengenalkan Indonesia ke masyarakat dunia yaitu lewat jamuan kuliner indonesia dan eksplorasi budaya indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Di taman rekreasi itu, para peserta melihat keragaman budaya serta keindahan yang ada di nusantara. Wisata budaya di TMII sekaligus mengakhiri rangkaian acara konferensi GIMD 2017 yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Komunikasi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI.

Kategori Target Audience: 
Kategori Konten: