Dosen FKUI Terima Penghargaan Young Investigator Travel Awards

 

Dosen FKUI Terima Penghargaan Young Investigator Travel Awards

Staf pengajar Departemen Parasitologi FKUI, dr. Findra Setianingrum, M.Sc, meraih penghargaan Young Investigator Travel Awards pada ajang 9th Trends in Medical Mycology (TIMM) yang diselenggarakan pada 11-14 Oktober 2019 lalu di Nice-Acropolis Convention Center, Nice, Prancis.

9th TIMM ialah kongres mikologi internasional yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali oleh European Confederation of Medical Mycology (ECMM) dan the Infectious Diseases Group of the European Organisation of Research and Treatment of Cancer (IDG-EORTC).

TIMM merupakan ajang para peneliti dan klinisi dari seluruh dunia untuk mempresentasikan inovasi riset penting dan terbaru dalam bidang mikologi. Kongres ini dihadiri oleh pakar dan peneliti bidang mikologimikrobiologi, hematologi, onkologi, unit perawatan intensif, imunologi, dan bidang lain terkait mikologi. Pada kongres 9th TIMM kali ini hadir kurang lebih 1.000 delegasi internasional dari berbagai negara.

Sebelum mengikuti 9th TIMM, dr. Findra terlebih dulu mengirimkan abstrak penelitian beliau yang berjudul “Clinical Outcome of Chronic Pulmonary Aspergillosis Patients Managed Surgically.” Abstrak dr. Findra berfokus pada kondisi pasien aspergilosis paru kronik (APK) setelah dilakukan tindakan bedah.

Abstrak beliau bersaing dengan sekitar 800 abstrak lainnya yang masuk. Yang membanggakan, abstrak dr. Findra terpilih dalam 500 abstrak terbaik yang dipresentasikan di 9th TIMM. Tidak hanya itu, setelah dipresentasikan, abstrak dr. Findra diumumkan berhak meraih satu dari 10 penghargaan Young Investigators Travel Awards. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh President ECMM, Dr. Martin Hoenigl.

“Walau awalnya tidak menyangka, saya bersyukur sekali atas raihan Young Investigator Travel Awards ini. Semoga penghargaan ini menjadi pemicu untuk berkarya lebih baik lagi dan hasil penelitian yang saya sampaikan dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan untuk permasalahan APK di dunia, terlebih di Indonesia,” ujar dr. Findra.

Dalam penyelenggaraannya, ECMM memberikan Young Investigators Travel Awards pada 10 peserta dengan presentasi terbaik. Presentasi dipilih oleh tim panitia dengan indikator kualitas saintifik dari abstrak yaitu inovasi, keabsahan metode riset, dan signifikansi dari data yang dipaparkan terhadap bidang mikologi. Syarat lain ialah harus berusia di bawah 35 tahun, ada di jenjang karir awal (tidak sedang memegang jabatan yang signifikan di bidang riset mikologi) di bidang mikologi, dan merupakan penulis pertama.

Aspergilosis paru kronik adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus dan merupakan penyakit yang fatal jika tidak diobati karena bisa menyebabkan kerusakan paru secara perlahan. Gejala APK menyerupai penyakit tuberkulosis seperti batuk dahak, batuk darah, sesak nafas, dan penurunan berat badan. Pada foto rontgen, APK juga tampak menyerupai tuberkulosis paru dan kanker paru.

“Penelitian saya mengambil 61 pasien dari National Aspergilosis Center di Manchester, Inggris yang menjalani operasi paru dan didiagnosis APK,” papar dr. Findra.

Data penelitian menunjukan angka kekambuhan APK sangat tinggi yaitu 41% dari 61 pasien yang ditindak lanjut dengan jangka waktu bervariasi, maksimal 10 tahun setelah operasi. Sebagian besar kekambuhan APK disebabkan karena pasien sebelumnya didiagnosis awal kanker paru sehingga tidak mendapatkan obat antijamur sebelum operasi. Pemberian obat antijamur sebelum operasi disinyalir dapat memperkecil risiko pasien APK mengalami kekambuhan setelah operasi.

“Saya mendedikasikan penghargaan ini untuk suami dan anak saya, keluarga, pembimbing, dosen pembimbing dan kolega di Departemen Parasitologi FKUI dan University of Manchester yang memberikan dukungan luar biasa untuk studi saya. Terimakasih juga untuk LPDP yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk menempuh pendidikan PhD di University of Manchester,” tutup dr. Findra.

Penghargaan yang diraih oleh dr. Findra Setianingrum, M.Sc tentunya akan memberi sumbangsih besar, tak hanya untuk fakultas tetapi juga bagi Universitas Indonesia. Sebagai bagian dari sivitas akademika UI, kita berkewajiban untuk terus mengembangkan keilmuan dan berinovasi untuk memberikan sumbangan yang nyata dalam perkembangan pendidikan kedokteran di Indonesia dan dunia. Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, motivasi, dan semangat baru bagi seluruh sivitas akademika FKUI.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: 
Tags: