FKUI Ukir Prestasi di Jenderal Achmad Yani Scientific Competition 2019

 

FKUI Ukir Prestasi di Jenderal Achmad Yani Scientific Competition 2019

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mempersembahkan prestasi. Kali ini, tim dari FKUI berhasil berjaya di ajang Jenderal Achmad Yani Scientific Competition (JAYSCO) 2019 yang diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani, 5-8 Desember 2019 lalu.

JAYSCO merupakan ajang ilmiah tahunan tingkat nasional yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI). Kompetisi ini terdiri atas tahap penyisihan dan tahap final (presentasi). Terdapat tiga cabang lomba yang dipertandingkan yaitu literature review, poster publik, dan video edukasi.

Tahun ini, JAYSCO diikuti oleh 103 tim dari 30 universitas di seluruh Indonesia dan mengangkat tema “Medical Updates on Cardiorespiratory Disease for Better Health and Improve Public Health.

Pada ajang tersebut, FKUI berhasil meraih dua penghargaan yaitu sebagai Juara 1 Literature Review atas nama Endang Farihatul Izza (Mahasiswa FKUI angkatan 2016); Fona Qorina (FKUI 2016); dan Nadzila Anindya (FKUI 2016) serta Juara 3 Literature Review atas nama Jason Peter (FKUI 2017); Christianto (FKUI 2017); dan Laurensia Jesselyn Prasetyo (FKUI 2017).

Literature review Endang dan tim berjudul “Kardioversi berbasis Cahaya dengan Optogenetik dan Hybrid Bioelektronik LED sebagai Inovasi Mutakhir Terminasi Atrial Fibrilasi,” sedangkan Jason Peter dan tim mempresentasikan literature review yang berjudul “Efek Kardiovaskular Sodium-Glucose Co-Transporter-2 Inhibitor pada Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Komorbid Penyakit Kardiovaskular: Sebuah Kajian Sistematis”.

Kepada Humas FKUI, Endang Farihatul Izza menjelaskan bahwa Atrial Fibrilasi (AF) merupakan salah satu jenis gangguan kelistrikan yang paling sering ditemui pada jantung. Saat ini terapi AF masih memiliki beberapa keterbatasan, yaitu menimbulkan trauma, banyak efek samping, dan adanya kemungkinan kekambuhan/rekurensi yang berujung pada komplikasi serta kematian. Oleh karena itu, diperlukan inovasi terapi baru yang lebih minim efek samping dan efektif untuk pasien.

“Penelitian kemudian kami lakukan dengan tujuan untuk membahas optogenetik sebagai pendekatan terapi yang menjanjikan untuk pasien AF dengan mengembalikan irama normal jantung dan mencegah rekurensi,” papar Endang mewakili rekan satu timnya.

Studi ini dilakukan berdasarkan analisis dan sintesis berbagai referensi dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. Prinsip terapi ini adalah dengan pemberian cahaya biru (5mW/mm2) pada otot jantung yang mengekspresikan kanal ion sensitif cahaya (ChR2). Ekspresi kanal ion Channelrhodopsin (ChR2) yang diiluminasi oleh sinar berwarna biru mampu menghasilkan potensial aksi dan berhasil menyebabkan terminasi AF. Stimulasi kardiomiosit yang mengekpresikan kanal light-gated menyebabkan depolarisasi berkelanjutan dan menghasilkan periode refraktori kardiomiosit sehingga dapat menghentikan jalur re-entry pada AF.

“Karya kami ini, terapi optogenik, mampu menjawab tantangan terapi AF yang ada saat ini, yang masih memiliki banyak efek samping dan menimbulkan rekurensi. Keunggulan terapi ini ialah memanfaatkan potensi elektrik internal yang dimiliki jantung untuk mengembalikan irama sinus dan mencegah rekurensi pada pasien AF sehingga tidak membutuhkan defibrilator eksternal dan minim efek samping karena sumber energi yang digunakan untuk menghentikan AF berasal dari jantung itu sendiri. Kami berharap terapi yang potensial ini dapat dikembangkan di masa depan untuk mengatasi masalah terkait AF,” sambung Endang.

Lebih lanjut Endang mengungkapkan rasa bangganya dapat berkompetisi dan meraih prestasi di ajang JAYSCO 2019.

“Jika teman-teman lainnya ingin mengikuti kompetisi sejenis, perbanyaklah melakukan penelusuran literatur dan membaca jurnal untuk menemukan masalah yang ada di masyarakat sehingga bisa menemukan ide untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah menemukan ide, kuatkan niat dan motivasi untuk menulis karya dan melakukan penelurusan literatur dengan baik dan benar,” ujarnya sembari menutup sesi wawancara.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: 
Tags: