LM FEB UI: “Transformasi HR dan Tantangan Bisnis Kekinian” Best Practice dari PT Kimia Farma

 

LM FEB UI: “Transformasi HR dan Tantangan Bisnis Kekinian” Best Practice dari PT Kimia Farma

LM FEB UI: “Transformasi HR dan Tantangan Bisnis Kekinian” Best Practice dari PT Kimia Farma

 

Hana Fajria – Humas FEB UI

Depok – (4/12/2020) Lembaga Manajemen FEB UI, bekerja sama dengan SWA, mengadakan HR Excellence Webinar Series yang bertajuk “Transformasi HR dan Tantangan Bisnis Kekinian, Best Practice dari PT. Kimia Farma pada Jumat, 4 Desember 2020. Acara yang berlangsung secara daring ini menghadirkan Dharma Syahputra, Direktur Umum dan Human Capital PT. Kimia Farma Tbk, dan pembahas Niken Ardiyanti, Psi. MPsi., dosen dan konsultan LM FEB Universitas Indonesia, dengan moderator Dr. A. Edhy Aruman, dosen senior London School of Public Relations (LSPR).

Dharma Syahputra mengatakan bahwa transformasi merupakan strategi beradaptasi untuk menjawab tantangan internal dan eksternal. Tantangan eksternal di antaranya pembentukan holding company farmasi dengan Bio Farma sebagai induk, dan Grup Kimia Farma (KF) sebagai anak usaha yang perlu bersinergi, program Jaminan Kesehatan Nasional, perubahan lifestyle dan behaviour yang lebih fokus pada upaya pencegahan, dan gaya hidup sehat, disrupsi dan digitalisasi, serta inovasi baru dalam terapi penyakit. Tantangan dari internal sebagai holding dengan tujuh anak usaha dan empat cucu usaha, KF perlu memiliki parenting strategy, meraih pertumbuhan di bisnis kesehatan yang mengarah kepada gaya hidup, health, wellness and beauty, melakukan ekspansi bisnis yang tidak lagi mengandalkan pertumbuhan organik seperti pendirian pabrik baru, tetapi pertumbuhan anorganik.

Untuk menjawab berbagai tantangan itu, KF menetapkan tiga strategi utama, yaitu aliansi strategis, digitalisasi, dan transformasi human capital (HC). Melalui strategi ini, KF juga menyatakan aspirasi  menjadi 3 besar dalam industri farmasi  (pada 2017 dan 2018 KF menduduki posisi 6 dan 5 besar). “Tujuan akhir strategi ini adalah agar posisi kami sebagai perusahaan farmasi terus naik, menjadi leading integrated healthcare provider,” ujar Dharma.

Dharma juga menekankan bahwa tidak mungkin KF melakukan transformasi tanpa transformasi HC, karena ini HC memainkan peran penting dalam transformasi perusahaan. Adapun transformasi  HC antara lain di bidang budaya, organisasi, dan pengembangan talenta.

Pada aspek budaya, dibentuk culture champion sebagai role model, sekaligus tim budaya AKHLAK, yaitu nilai-nilai perusahaan/core value, terdiri dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Selain itu mempercepat penajaman culture behaviour dan action di setiap budaya AKHLAK dan mempercepat pembentukan peta jalan (roadmap) program budaya.

Untuk aspek organisasi, transformasi dimulai dari penetapan Key Performance Indicator (KPI) BOD hingga penyelarasan ke KPI individu yang diturunkan dari KPI korporat. Reorganisasi juga dilakukan, baik struktur  maupun orangnya, pada organisasi HC, pengembangan bisnis, rantai pasok, serta Kimia Farma Trading & Distribution.

Pada pengembangan talenta, dibuat visioning and learning month oleh Kimia Farma Corporate University, dan  Leadership Development Program. Untuk mengawal semua inisiatif transformasi ini, dibentuk divisi Transformation Management Office (TMO), suatu pool of talent yang memimpin transformasi. Di dalam TMO ada tim Agile Squads, milenial yang diambil dari setiap fungsi, yang bertugas menjalankan segala inisiatif transformasi lintas fungsi.

Menurut Niken Ardiyanti, tujuan dan langkah strategis pembentukan holding farmasi  mempunyai strategic goals, yaitu kemandirian industri farmasi dengan ketersediaan produk dan inovasi produk farmasi.

Mengutip  Hughes, 2013, Harvard Bussiness Review, tentang bentuk penciptaan nilai masa depan,  organisasi yang bertahan dan bersaing adalah yang mampu mendesain model tata kelola organisasinya berbasis industrial, yakni penekanan pada penyelesaian tugas. Di sisi organisasi, dibutuhkan yang memiliki kemampuan adaptasi dalam  memprediksi kebutuhan model bisnis ke depannya, sebagai antisipasi mencapai efisiensi. Bagi individu pegawai, dituntut memiliki kualifikasi yang mampu memperkirakan dan mengantisipasi tren pekerjaan dan kebutuhan  yang diperlukan di masa akan datang.

Menurut Niken, ada 3 peluang strategis bagi manajemen di perusahaan, yakni pertama penguatan kompetensi dan sistem karir pegawai spesialis posisi key personskedua penguatan boundary spanners, business process reengineering, customer driven organizational learning culture.(hjtp)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: