Mengenal Lebih Dekat Profesor Setyowati (Part 1)

 

Mengenal Lebih Dekat Profesor Setyowati (Part 1)

Prof. Dra. Setyowati, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D., DBO., RN. atau yang lebih dikenal dengan panggilan Prof. Wati merupakan Profesor Keperawatan ke-5 di FIK UI dan sekaligus Profesor Keperawatan Maternitas Pertama di Indonesia. Perjalanan beliau menekuni bidang Keperawatan Maternitas tidak mudah. Dimulai dengan keengganan beliau menjadi mahasiswa keperawatan di Akper Jalan Kimia (sekarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III), ditambah dengan kondisi fisik yang menurun sejak menjadi mahasiswa keperawatan, hingga tangan yang harus digips karena jatuh dari tangga. “Saya masuk Akper di Jalan Kimia itu karena pelarian. Panggilan Koran, bukan Panggilan Hati,” ujar Prof. Wati.

Setelah lulus akper, Prof. Wati bekerja sebagai perawat di bagian mata RSCM. Dengan status sebagai salah satu lulusan dengan nilai tertinggi, Prof. Wati dicalonkan untuk mengikuti pendidikan ortoptis (spesialis mata) di Belanda. Untuk dapat mengikuti pendidikan tersebut, Prof. Wati harus bisa berbahasa Belanda. Tak tanggung-tanggung, setelah ditawari ke Belanda, Prof. Wati langsung mendaftar ke tiga lembaga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, dan Bahasa Jerman. Setelah menjalani program pendidikan selama 3,5 tahun di Belanda, Prof. Wati pulang ke Indonesia menyandang gelar DBO (Diploma Bachelor Orthoptist) dan langsung bekerja sebagai ortoptis, tidak lagi sebagai perawat pelaksana di bangsal mata.

Sambil bekerja sebagai ortoptis di RSCM, Prof. Wati juga praktik di RS Mata Aini dan Klinik Mata Mayestik. Walaupun sibuk bekerja, Prof. Wati ingin terus melanjutkan pendidikannya. Pendidikan S1 keperawatan di Indonesia saat itu belum ada, karena itu Prof. Wati melanjutkan pendidikannya di STIA LAN Jakarta dengan jurusan Administrasi Negara. Baru sekitar satu tahun berkuliah di LAN, di saat yang bersamaan, Prof. Wati juga melanjutkan pendidikannya di PSIK FK UI. “Ketika PSIK buka Program B, saya belum bisa bergabung di angkatan pertama karena sedang kerja, praktik, sekaligus kuliah di LAN, tapi saya tetap mendaftar di tahun ke-dua,” kenang Prof. Wati.

Prof. Wati mengungkapkan pengalamannya yang bekerja, praktik, dan kuliah di dua tempat sekaligus tersebut karena memang suka belajar. Ketika ditanya mengenai pengalaman menarik saat menjalani semua aktivitas tersebut, Prof. Wati menjawab “waktu itu saya harus ujian tesis (ketika itu skripsi disebut tesis) di LAN tapi di saat bersamaan ada ujian patologi klinik di PSIK. Akhirnya saya ijin tidak ikut ujian patologi karena sakit, badan saya panas. Lalu saya dikasih ujian susulan sendiri. Malah jadi nomor satu di kelas.”

Lagi-lagi karena termasuk lulusan dengan nilai tertinggi, begitu lulus S1 dari PSIK FK, pada tahun 1989 Prof. Wati direkomendasikan untuk melanjutkan pendidikan S2 ke University of Sydney, Australia. Prof. Wati berangkat berdua dengan Ibu Wiwi Karnasih dan mengambil peminatan Maternal & Child Nursing. Kemudian, setelah kembali ke Indonesia, Prof. Wati memutuskan untuk fokus di bidang Maternitas sementara bu Wiwi di bidang Anak.  Tidak hanya melanjutkan pendidikan magister, ketika berada di Australia, Prof. Wati juga memanfaatkan waktunya untuk mengambil pendidikan RN (Registered Nurse).

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: