Mikoponik, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Biologi FMIPA UI Mampu Ubah Limbah Agrikultur Menjadi Komoditas Unggulan

 

Mikoponik, Inovasi Dosen dan Mahasiswa Biologi FMIPA UI Mampu Ubah Limbah Agrikultur Menjadi Komoditas Unggulan

FMIPA UI kembali berinovasi dengan menciptakan teknologi bernama Mikoponik. Yaitu sebuah teknologi budidaya cendawan (jamur) berkelanjutan dengan berfokus pada pemanfaatan limbah agrikultur sebagai media tanam salah satu jenis jamur yaitu jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

Inovasi tersebut merupakan hasil gagasan tim pengabdian masyarakat (pengmas) Biologi FMIPA UI yang terdiri dari Dr. Retno Lestari selaku ketua pelaksana, Dr. Abinawanto, Putra Mahanaim Tampubolon, Rabbil Pratama Aji, Aliff Muhammad Orlando, dan Sulthan Rafii Ardiansyah.

“Mikoponik merupakan suatu istilah yang dibuat untuk menyebut sistem budidaya jamur yang sedang kami kembangkan”. ucap Retno di FMIPA UI, Kampus Depok.

Mengusung tema “Pemanfaatan Teknologi Budidaya Cendawan, Menunjang Pangan Sehat”, Tim pengmas FMIPA UI  bekerjasama dengan Yayasan Pandu Cendekia dan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM UI) melalui pendanaan Hibah Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT), Kemenristekdikti, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat pada hari Sabtu (3/8) di Desa Bojong Koneng, Sentul, Bogor.

Retno memaparkan bahwa Desa Bojong Koneng merupakan daerah yang cocok untuk budidaya jamur. Selain karena memiliki kelembapan yang tinggi dan suhu yang rendah, desa tersebut memiliki banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekitar untuk membantu peningkatan pendapatan ekonomi warga.

“Jamur tiram putih memiliki nilai ekonomis tinggi karena sering dijual untuk keperluan konsumsi sebagai bahan pangan sehat dan alternatif pengganti daging”. imbuhnya.

Desa Bojong Koneng, lanjut Retno, juga memiliki  limbah agrikultur. Limbah tersebut dihasilkan dari kegiatan para penduduknya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani yang kemudian diolah menjadi pupuk atau langsung dibakar oleh warga Desa jika terlalu menumpuk.

Padahal jika diintegrasikan dengan budidaya jamur, limbah agrikultur berpotensi memiliki nilai jual karena dapat diubah menjadi media pertumbuhan jamur (baglog) yang akan menghasilkan jamur konsumsi dengan kualitas yang unggul.

Rangkaian kegiatan program mikoponik dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan budidaya jamur tiram secara berkesinambungan ke warga desa,meliputi pengenalan awal tentang manfaat dan budidaya jamur tiram putih, mulai dari pembuatan baglog, inkubasi baglog, sampai pemanenan. Kegiatan tersebut disambut antusiasme warga.

Melalui program mikoponik ini tim berharap kemandirian masyarakat Desa Bojong Koneng meningkat dalam mengelola sumber daya alam di lingkungan sekitar yang belum termanfaatkan dengan baik seperti halnya memanfaatkan limbah agrikultur menjadi media tanam produk jamur konsumsi.

Lebih jauh lagi, melalui program ini diharapkan dapat  membangun potensi Desa Bojong Koneng sebagai salah satu desa yang menjadi sentra produksi jamur di kota Bogor.

Kategori Target Audience: 
Kategori Konten: