MM FEB UI Kuliah Umum Daring: “Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?”

 

MM FEB UI Kuliah Umum Daring: “Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?”

MM FEB UI Kuliah Umum Daring:  “Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?”

Rima Noersita ~ Humas FEB UI

DEPOK – MM FEB UI menyelenggarakan kuliah umum daring bersama pembicara Haryanto T. Budiman, Ph. D, selaku Ketua Ikatan Bankir Indonesia dan Country Head of JP Morgan Indonesia, dengan topik  “Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?” melalui aplikasi Google Meet, pada Jumat (25/04/2020).

Lulus dari Massachusetts Institute of Technology tahun 1996,  Haryanto T. Budiman merupakan praktisi senior yang telah lama berkiprah di perbankan. Sementara itu, moderator  kuliah umum ini adalah Ibu Rofikoh Rokhim, S.E, SIP., DEA., Ph. D selaku dosen FEB UI. Bahan kuliah  diambil dari banyak sumber terpercaya, seperti: Research Paper dari JP Morgan, dan lain-lain, dan  tidak ada yang bersifat konfidensial.

Pada kuliahnya,  Haryanto menunjukkan beberapa grafik mengenai  The ongoing tension: “Contain the Outbreak  vs Stimulate the Economy, Measures imposed by Various countries, etc.  Ia menyampaikan tentang contoh ekonomi baru, yang menurutnya saat ini  menghadapi tantangan unik akibat seluruh tindakan kesehatan masyarakat yang telah mengadopsi intervensi akibat Covid-19. Ada beberapa kategori dengan tantangannya masing-masing, yaitu: Physical distancing, Travel restriction, Effective Use of Personal Protection Equipment (PPE), dan Testing and tracing.

Haryanto mengatakan pada kategori physical distancing, tantangan terbesar negara berkembang adalah banyak daerah atau perkotaan yang padat penduduk, sehingga sulit untuk menerapkan physical distancing secara kondusif. Pada kategori Travel Restriction dan Effective Use of PPE, tantangannya adalah banyaknya pembatasan  terhadap  bahan-bahan yang  saat adanya wabah ini sudah pasti dibutuhkan  seluruh negara, sehingga sulit didapatkan. Harga kebutuhan seperti masker, hand sanitizer, bahkan APD juga melonjak tinggi dan menjadi langka. Yang terakhir, pada kategori Testing and Tracing, tantangannya adalah adanya kemungkinan besar penyebaran Covid-19 ini melalui kegiatan testing yang tidak dilakukan di rumah masing-masing. Menurutnya, testing and tracing harus dilakukan secara drive thru.

Selain itu, seberapa buruk resesi yang terjadi dari adanya wabah ini? Menurut penelitian, saat ini diperkirakan resesi yang terjadi akibat wabah ini dapat lebih buruk dibandingkan Global Financial Crisis pada tahun 2008, karena wabah ini  belum teratasi hingga sekarang. Jumlah kasus Covid-19 terus meningkat. Per Senin (23/3) pukul 19.00 WIB, sebanyak 350.452 orang terinfeksi virus ini di lebih dari 160 negara. Jumlah korban meninggal mencapai 15.315 orang dan yang sembuh 100.354 orang. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghitung ekonomi Indonesia tahun ini akan tertekan hebat. Menurutnya, pertumbuhannya bisa mencapai 2,5% bahkan sampai 0%,   pada Jumat lalu di Jakarta, sehingga dampak ekonomi akibat virus Corona sudah tidak dapat dibendung lagi.

Selain itu menurut Haryanto, pandemik ini memberi dampak yang cukup besar pada kebiasaan manusia beraktifitas. “Kedepannya, ada besar kemungkinan bahwa video meetingonline classes, online meeting seperti ini akan jadi hal yang normal,” ujarnya di akhir kuliah. (hjtp)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: