Presiden KSPSI Beri Kuliah Umum di UI

 

Presiden KSPSI Beri Kuliah Umum di UI

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) memadati kuliah umum Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, S.H. Andi menyoroti isu tantangan pemuda dan tenaga kerja Indonesia pada era MEA dan AFTA untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan produktivitas nasional.

 

Kesiapan Menjelang MEA dan AFTA

Menurut Andi, saat dua agenda besar negara di kawasan Asia Tenggara itu berlangsung, pola pasar kerja akan terbuka. Izin yang dibutuhkan juga tidak ada lagi. Akan tetapi, katanya, Indonesia dinilai belum bisa merespons agenda tersebut. Andi memberi contoh, bisnis waralaba negara ASEAN yang berbisnis di Indonesia tercatat sebanyak 2.100 waralaba. Sementara waralaba Indonesia di negara ASEAN hanya 16 waralaba. “Banyak kesempatan kerja berkurang nantinya, hingga 60 persen,” tutur Andi di Auditorium Pusat Studi Jepang (PSJ), Kampus UI Depok, Kamis (11/9/2014).

Untuk itu, sebagai petinggi di serikat buruh, Andi mengharapkan political will Presiden terpilih, Joko Widodo, dalam renegosiasi perjanjian yang sudah disepakati. Indonesia tidak bisa lari dari perjanjian yang sudah ditandatangani. Namun demikian, lewat renegoisasi, Indonesia diharapkan tidak melibatkan diri dalam sejumlah poin perjanjian yang dirasa sulit dicapai meskipun hampir semua butir perjanjian sudah terlanjur diikuti.

 

Gerakan Buruh di Indonesia

Selain bicara soal kesiapan jelang AFTA, Andi juga berbicara tentang gerakan buruh di Indonesia. Andi mengklaim gerakan parlemen jalanan, lewat aksi turun ke jalan bersama-sama yang dilakukan para buruh, ternyata mampu mengubah sikap pemerintah. Gerakan buruh menjadi gerakan mandiri yang bersifat sistematis, terstruktur, dan menakutkan bagi pemerintah.

Andi mengatakan, pada tahun 2012 silam, 4 juta buruh turun ke jalan untuk melakukan mogok kerja. Karena aksi buruh, sendi-sendi ekonomi berhenti. Massa dalam jumlah yang besar akhirnya baru didengar dan dilihat pemerintah. “Itu bukti kebersamaan menjadi modal penting,” sebut Andi yang pernah menjabat Presidium Majelis Buruh Indonesia dan pernah menghadiri sidang International Labour Organization (ILO) di Jenewa, Swiss Juni 2014 kemarin.

Sebagai aktivis di lingkungan buruh, Andi menegaskan, 3 konfederasi buruh yang ada di Indonesia dipastikan tidak terafiliasi oleh kepentingan partai mana pun. Selain tidak ada bendera partai, juga tidak ada figur siapa pun di kelompok buruh. Jebolan S1 Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini menyebutkan, “Ketika kita menempel di pemerintah, kita menjadi tidak kritis berteriak tentang ketidakadilan.”

Namun demikian, Andi tetap menyanyangkan adanya massa bayaran yang hanya ikut-ikutan tanpa visi misi yang jelas. Kelompok seperti itu, dikatakan Andi, hanya mengotori bentuk gerakan parlemen jalanan.

Kuliah umum atau Youth Public Lecturer itu digagas oleh Pusan Kajian Kepemudaan (Puska Muda) FISIP UI. Kuliah umum yang dimoderatori Aji Sora, S.Sos. ini disambut antusias oleh mahasiswa. Mereka memadati ruangan Auditorium PSJ UI. Sejumlah peserta bahkan terpaksa berdiri karena tidak mendapat tempat. (DPN)

(Ilustrasi: www.gettyimages.com)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: