Seminar Mingguan Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI Angkat Topik Ketimpangan Pendapatan Daerah

 

Seminar Mingguan Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI Angkat Topik Ketimpangan Pendapatan Daerah

Seminar Mingguan Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI Angkat Topik Ketimpangan Pendapatan Daerah

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI menggelar Seminar Mingguan dengan topik pembahasan “Tertiarisasi Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Daerah di Indonesia yang Terdesentralisasi: Analisis Dekomposisi Ketimpangan Dua Dimensi” yang berlangsung di ruang 1.2, Gedung MPKP Salemba, Rabu (7/8/2019).

Professor and Visiting Research Fellow at International University of Japan, Takahiro Akita menjelaskan bahwa studi ini mencoba untuk mengeksplorasi faktor-faktor penentu ketimpangan pendapatan antarprovinsi di Indonesia dari 2005 hingga 2013 dengan menggunakan metode dekomposisi ketimpangan dua dimensi. Mencoba, khususnya, untuk menganalisis bagaimana tertiarisasi ekonomi dan deindustrialisasi output bersamaan telah memengaruhi ketimpangan antarprovinsi.

Metode dekomposisi ketimpangan dua dimensi menguraikan ketimpangan antarprovinsi yang diukur dengan koefisien variasi tertimbang populasi kuadrat dalam dua dimensi, yaitu oleh kelompok regional dan sektor industri. Sementara deindustrialisasi telah menurunkan kepentingan relatif manufaktur dalam menentukan ketimpangan antarprovinsi secara keseluruhan. Kegiatan manufaktur masih sangat tidak merata di antara wilayah dan provinsi.

“Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang kondusif untuk pengembangan keseimbangan industri manufaktur non-migas berdasarkan keunggulan dan kelemahan komparatif regional, di mana pengembangan lebih lanjut dari infrastruktur ekonomi dan sumber daya manusia terutama di luar Jawa-Bali sangatlah penting,” ucapnya.

Sementara itu, tertiarisasi ekonomi telah meningkatkan pentingnya kegiatan layanan dalam menentukan keseluruhan kesenjangan antarprovinsi, khususnya ketidaksetaraan di Jawa-Bali. Sektor tersier menyumbang lebih dari setengah total PDB di Jawa-Bali, dan banyak kegiatan layanan, seperti IC, perbankan, layanan bisnis, dan layanan swasta yang terkonsentrasi di Jakarta dan kabupaten-kabupaten tetangga.

“Khususnya, dengan kemajuan teknologi IC, sektor IC telah berkembang pesat. Bersama-sama dengan perbankan, layanan bisnis dan layanan swasta, pengembangan lebih lanjut sektor IC kemungkinan akan meningkatkan ketidaksetaraan antarprovinsi di Jawa-Bali kecuali kebijakan yang dapat memfasilitasi penyebaran geografis dari kegiatan layanan ini dilaksanakan,” tutupnya. (Des)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: