Penyakit hepatitis merupakan salah satu penyakit serius yang masih menjadi perhatian di dunia maupun di Indonesia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kurang lebih 400 juta penduduk dunia mengidap hepatitis, dengan 1,4 juta di antaranya meninggal setiap tahun. Di Indonesia sendiri, prevalensi hepatitis terdapat pada angka 1,2 per 100.000 penduduk atau kurang lebih 2,9 juta orang. Penyakit hepatitis berpotensi menimbulkan dampak morbiditas dan mortalitas, sehingga memerlukan perhatian dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, lembaga non pemerintah, maupun masyarakat.Hepatitis dikenal masyarakat awam sebagai penyakit kuning. Hal ini terjadi akibat gejala khas peradangan hati, di mana biasanya kulit wajah dan mata penderita akan berubah menjadi warna kekuningan akibat peradangan. Hepatitis tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Sekitar 80-90% penderita hepatitis dewasa dapat sembuh tanpa perawatan khusus. Sementara pada anak-anak, hepatitis bisa menjadi akut dan bahkan menyebabkan kematian.Secara umum ada 5 jenis hepatitis berdasarkan virusnya. Kelima jenis virus tersebut adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Kelima virus ini tidak berhubungan satu sama lain dan memiliki gejala serta cara penularan yang berbeda. Hepatitis A misalnya ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran. Sementara hepatitis C ditularkan melalui penggunaan jarum suntik bersama pada pengguna NAPZA atau tato dan pertukaran cairan tubuh dari penderita. Dari kelima jenis virus hepatitis tersebut, hepatitis jenis A, B, dan C merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Pencegahan hepatitis penting untuk dilakukan guna mengantisipasi penularan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat. Hepatitis secara sederhana dapat dicegah dengan menjaga kebersihan makanan, kebersihan diri, dan kebersihan lingkungan. Selain menjaga kebersihan, vaksinasi juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh akan penularan hepatitis.Sumber: http://health.detik.com; http://www.depkes.go.id