Teliti Pengaruh Transarterial Chemoembolization terhadap Sistem Imunitas pada Pasien Karsinoma Sel Hati, Dosen FKUI Raih Doktor

 

Teliti Pengaruh Transarterial Chemoembolization terhadap Sistem Imunitas pada Pasien Karsinoma Sel Hati, Dosen FKUI Raih Doktor

Karsinoma sel hati (KSH) merupakan penyakit kanker yang berasal dari sel hati dan mencakup hampir 90% kasus kanker yang terdapat di hati. Badan Kesehatan Dunia mencatat KSH merupakan penyebab kematian akibat kanker terbesar keempat di seluruh dunia dengan 841.000 kasus baru sepanjang tahun 2018. Angka kejadian dan kematian akibat KSH lebih tinggi ditemukan pada negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, tercatat sebanyak 13.365 kasus KSH pada tahun 2014 dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua akibat kanker pada laki-laki di Indonesia setelah kanker paru. Walaupun ilmu pengetahuan mengenai kanker sangat berkembang dan berbagai terapi telah ditemukan, akan tetapi tidak ada perbaikan dalam hal kesintasan satu tahun pada pasien-pasien KSH dalam 15 tahun terakhir. Sebuah studi di suatu rumah sakit pemerintah di Jakarta menunjukkan rerata harapan hidup pasien KSH adalah 138 hari.

Rendahnya angka kesintasan pada KSH disebabkan oleh diagnosis yang terlambat. Penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perjalanan penyakit, sehingga seringkali pasien baru datang berobat ke dokter dengan kondisi kanker stadium lanjut. Hampir 85% pasien yang berobat ke rumah sakit sudah memiliki KSH stadium menengah-lanjut, sehingga tidak dapat lagi dilakukan pengobatan yang bersifat kuratif, seperti operasi dan pembakaran tumor menggunakan gelombang radio.

Tindakan transarterial chemoembolization (TACE) merupakan tindakan paliatif terpilih untuk pasien KSH menengah-lanjut yang bekerja dengan cara menghambat pembuluh darah yang menyuplai tumor dan diharapkan  menyebabkan kematian sel tumor. Meskipun demikian, hasil keluaran terapi ini masih kurang memuaskan, ditambah lagi dengan kemungkinan perburukan penyakit dan efek samping dari TACE. Oleh karena itu, pemilihan pasien KSH yang menjalani tindakan TACE haruslah sangat selektif.

Sistem imunitas dan kanker telah lama diketahui berhubungan satu sama lain. T helper (Th)17 merupakan sel imun yang relatif baru ditemukan dan sangat berhubungan dengan penyakit kanker. Meskipun demikian, perannya masih sangat kontroversial karena sifat ganda yang dimilikinya yaitu mendukung pertumbuhan tumor (protumor) atau menghambat (antitumor). Berbeda dengan sel Th17, sel Th1 yang telah ditemukan lebih dahulu diketahui memiliki efek antitumor. Melalui latar belakang tersebut, maka diperlukan penelitian untuk menentukan pengaruh TACE terhadap sistem imunitas pasien KSH terutama sel Th17 dan Th1 sebelum dan setelah TACE.

Penelitian kemudian dilakukan oleh peneliti sekaligus staf pengajar dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH. Penelitian memakan waktu yang cukup lama dikarenakan tindakan TACE memerlukan sarana dan prasarana khusus yang tidak dapat dilakukan di seluruh rumah sakit.

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa Th1 dan Th17 meningkat pada pasien-pasien KSH yang berespons baik terhadap TACE. Temuan ini semakin menguatkan peran Th1 sebagai antitumor dan mendukung penelitian yang melaporkan Th17 memiliki efek antitumor. Hal menarik lainnya dalam penelitian ini adalah pada pasien yang berespons baik terhadap TACE, terdapat perubahan Th17 menjadi sel Th17 yang juga memiliki sifat serupa dengan Th1 (plastisitas). Hasil penelitian ini menjadi laporan pertama di dunia yang membuktikan adanya mekanisme plastisitas Th17 pada pasien TACE.

Pemaparan hasil  penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH pada sidang promosi doktoralnya, Senin (27/5/2019) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Plastisitas TH17 dan Respons Kemoembolisasi Transaterial pada Pasien Karsinoma Sel Hati: Kajian terhadap TH17, TH1, IFN-y, dan Rasio Neutrofil Limfosit” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTIdengan anggota tim penguji Dr. dr. Jacub Pandelaki, SpRad(K); Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI; dan Prof. Dr. dr. Nasrul Zubir, SpPD-KGEH, FINASIM (Universitas Andalas).

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB selaku ketua sidang mengangkat dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Melalui sambutannya, promotor Dr. dr. Rino Alvani Gani, SpPD-KGEH dan ko-promotor Prof. dr. Laurentius A. Lesmana, SpPD-KGEH, FACP, FACG, FAASLD, FINASIM serta Prof. dr. Siti Boedina Kresno, SpPK(K) berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pertimbangan bagi para klinisi untuk menyeleksi pasien sekaligus keperluan penanda evaluasi keberhasilan TACE pada pasien KSH.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: