Tim Mahasiswa UI Raih Juara pada Ajang MTQMN XVI

 

Tim Mahasiswa UI Raih Juara pada Ajang MTQMN XVI

Ahmad Siroju Millah (Mahasiswa FKUI angkatan 2017) bersama tim berhasil meraih Juara 2 di cabang Musabaqah Fahmil Quran pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVI di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh pada 28 Juli-4 Agustus 2019 lalu. Ahmad tidak sendiri. Ia tergabung dalam tim Universitas Indonesia (UI) bersama dua mahasiswa lainnya yaitu Abdul Muhyil Hikam Ladiku (FEB) dan Mohammad Shofiyul Musyarof (FMIPA).

Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) adalah kegiatan perlombaan dalam seni dan pemahaman Alquran untuk mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Belmawa Kemenristekdikti) RI setiap dua tahun sekali. Penyelenggaraan kegiatan tersebut bertujuan sebagai upaya pembinaan mental dan spiritual bagi mahasiswa untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan pemahaman dan penghayatan terhadap isi kandungan Alquran bagi mahasiswa pemeluk agama Islam.

Mengambil tema “MTQMN sebagai Penguat Ukhuwah Islamiyah dalam Membentuk Generasi Muda Qurani Menuju Indonesia Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”, tahun ini MTQMN diikuti oleh lebih dari 200 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan melombakan 16 cabang.

Ahmad dan tim, bertanding di cabang Musabaqah Fahmil Quran. Musabaqah Fahmil Quran adalah jenis lomba beregu yang dikemas dalam bentuk cerdas cermat untuk menguji pemahaman isi kandungan dan ilmu-ilmu Alquran. Tiap regu terdiri dari tiga orang dengan salah satunya bertindak sebagai juru bicara. Pada perlombaan tersebut, Ahmad bertindak sebagai juru bicara. Mereka bertanding dengan 72 tim lainnya.

Sistem lomba terdiri atas tiga babak, yakni penyisihan, semi final, dan final. Pada babak penyisihan, seluruh tim peserta akan dibagi dalam beberapa sesi. Tiap sesi mempertandingkan empat regu. Regu yang memperoleh nilai tertinggi akan maju ke babak semi-final. Pada babak semi-final, seluruh tim yang lolos akan dikelompokkan lagi ke dalam beberapa sesi yang tiap sesinya mempertandingkan tiga regu. Tim yang memenangkan pertandingan di sesi tersebut dengan memperoleh nilai tertinggi, berhak maju ke babak final. Pada babak final, terpilih enam tim dengan nilai tertinggi, salah satunya adalah Ahmad dan tim. Sangat membanggakan, mereka akhirnya dapat meraih Juara 2 di cabang tersebut.

Awal keikutsertaan Ahmad dalam tim gabungan UI ini bermula dari keikutsertaannya dalam kompetisi sejenis yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Nuansa Islam Mahasiswa (SALAM) UI yaitu UI Quranic Olympiad (UI QO) 2018 yang diikuti oleh seluruh mahasiswa antar fakultas di UI. Pada kompetisi tersebut, Ahmad berhasil meraih Juara 1 di cabang Fahmil Quran.

Dari kompetisi tersebut, tiap finalis dari kegiatan UI QO ini berhak mengikuti pembinaan dan seleksi untuk menjadi tim yang mewakili UI di ajang MTQMN 2019. Seleksi berlangsung dari bulan Februari hingga April berupa pertemuan tiap minggu yang berisi penyampaian materi atau tes soal. Di bulan April, diumumkan tiga orang yang mewakili UI untuk MTQMN cabang Fahmil Quran dan Ahmad terpilih sebagai salah satunya.

“Sejak saya tahu ada kegiatan MTQMN, saya bertekad ingin bisa ikut. Jadi, sebelum UI QO 2018, saya sudah mulai menyicil belajar agar keinginan itu bisa terwujud. Senang sekali ketika akhirnya saya terpilih jadi kontingen perwakilan UI dan ikut lomba ini. Apa yang saya targetkan sejak menjadi maba (mahasiswa baru) bisa terwujud,” terang Ahmad kepada Humas FKUI.

Setelah terpilih, Ahmad mulai berfokus untuk mempersiapkan dirinya menghadapi MTQMN. Ia memperdalam lagi pemahamannya terkait materi-materi Fahmil Quran dari buku rujukan.

“Kami bertiga membagi materi untuk dipelajari oleh tiap orangnya. Akhir bulan Juni sampai menjelang perlombaan, kami sebagai kontingen MTQMN berinisiatif mengadakan pelatihan intensif untuk persiapan MTQMN ini. Kegiatan pelatihan berupa belajar mandiri dari buku rujukan dan saling tes soal-soal antar anggota tim, pertemuan beberapa kali dengan pembina, team building kontingen, Qiyamul lail dan doa bersama, simulasi lomba, serta uji publik oleh jamaah masjid Ukhuwah Islamiyah UI,” papar Ahmad.

Segala pengorbanan tersebut tak sia-sia. Ahmad mengaku bangga atas pencapaian yang Ia raih. Ia berharap, pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya untuk terus mencetak prestasi, baik secara akademik mau pun non akademik.

“Alhamdulillah kami merasa bangga karena bisa berprestasi di tingkat nasional dengan membawa nama UI. Kami bisa menunjukkan bahwa mahasiswa UI tidak hanya unggul di ilmu-ilmu sains saja, tapi juga religius dan sangat peduli tentang pemahaman ilmu agama. Saya juga senang, karena proses panjang persiapan, belajar, yang telah dijalani akhirnya memberikan bonus berupa kemenangan. Hasil kemenangan ini juga mendorong saya agar tidak lepas dan terus belajar mendalami Alquran di samping saya juga kuliah kedokteran. Melalui pencapaian ini, saya berharap bisa lebih meningkatkan syiar Alquran di UI,” ujar Ahmad seraya menutup obrolan.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: