UI dan GE Kerja Sama Kembangkan SDM Indonesia

 

UI dan GE Kerja Sama Kembangkan SDM Indonesia

Senin (13/4/2015), Universitas Indonesia (UI) dan General Electric (GE) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) untuk bekerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi serta penerapan solusi telemedicine. Penandatangan ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met. (Rektor UI) dan Dr. Handry Satriago (CEO GE Indonesia) di Balai Sidang UI.

Kerja sama yang dilakukan antara UI dan GE ini akan mencakup pengembangan SDM untuk mahasiswa dan tenaga pendidik di UI seperti pemberian beasiswa, kesempatan magang, dan rekrutmen tenaga kerja. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dalam bidang teknologi, yaitu penelitian bersama dalam teknologi gasifikasi biomassa dan gasifikasi batubara.

Sementara itu, dalam membantu menyelesaikan permasalahan urban healthcare di Indonesia, UI dan GE juga akan bekerja sama dalam upaya uji coba telemedicine untuk masyarakat di luar Jakarta. Telemedicine adalah pemakaian perangkat teknologi telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh.

Diharapkan dengan kerja sama telemedicine ini, angka kematian ibu dan bayi akan berkurang. “Permasalahan distribusi dan mahalnya fasilitas kesehatan merupakan masalah besar di Indonesia. Kami berharap dengan program telemedicine ini, permasalahan keterjangkauan fasilitas kesehatan bagi ibu hamil dapat sedikit teratasi,” ujar Handry Satriago pada pembukaan acara.

Dalam kegiatan ini, Handry Satriago juga memberikan kuliah umum dengan tema “Indonesia in Global Talent Competitiveness”. Handry memberikan gambaran tentang perkembangan globalisasi di masa depan yang akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, ide, dan kreativitas.

Ia juga menjelaskan posisi Indonesia yang cenderung masih lemah dalam dunia global yang semakin kompetitif. “Kita ini unggul dalam hal market. Kita ini market yang besar, tapi kualitas SDM kita jauh dari kata siap untuk menyambut persaingan global yang kompetitif ini, apalagi dalam pasar ASEAN nantinya,” ujarnya menambahkan.

Handry menyebutkan tujuh solusi yang dapat dilakukan Indonesia dalam menyambut kompetisi global, yaitu mengubah pola pikir dari pasif menjadi kreatif dan tangguh, menghargai perbedaan dan tidak mudah tersulut isu SARA, melatih diri dalam basic skill yang diperlukan dalam dunia persaingan global seperti pemahaman teknologi dan kepemimpinan, dan melakukan usaha lebih dalam melakukan suatu pekerjaan.

Solusi yang harus dilakukan pemerintah adalah memperbanyak tenaga kerja siap pakai dengan menambah jumlah sekolah vokasi atau kejuruan, memperkuat kolaborasi antara dunia bisnis dengan dunia pendidikan, dan mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk mengembangkan tenaga-tenaga lokal agar menjadi pemimpin di bidangnya, bukan pekerja atau karyawan semata.

 

Penulis: Wanda Ayu

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: