Doktor FKMUI meneliti : Pengembangan Model Skor Risiko Kesehatan Lingkungan Demam Berdarah Dengue Berbasis Wilayah Perdesaan di Kabupaten Bogor

Image: 

 

Doktor FKMUI meneliti : Pengembangan Model Skor Risiko Kesehatan Lingkungan Demam Berdarah Dengue Berbasis Wilayah Perdesaan di Kabupaten Bogor

Hampir seluruh wilayah kabupaten/kota memiliki kasus demam berdarah dengue. Sehingga demam berdarah dengue dianggap sebagai masalah perkotaan dan  penanganan DBD banyak di fokuskan di perkotaan.  Riset mengenai penularan demam berdarah dengue berbasis wilayah pedesaan juga belum banyak dilakukan. Hal ini menimbulkan  kekhawatiran akan terjadinya  lonjakan kasus DBD di pedesaan tidak diikuti oleh kesiapan desa dan unit pelayanan kesehatan desa. Padahal sebagian besar kabupaten memiliki unit pelaksana pemerintah yaitu desa dengan tiap desa memiliki Puskesmas. Sebagaimana yang disebutkan oleh hasil Riskesfas Kemenkes tahun 2012 menunjukkan sebaran 74% Puskesmas berada di Pedesaan.

 

Ema Hermawati, mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat FKMUI melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan sistem penilaian khusus berisi informasi dalam bentuk skor resiko kesehatan lingkungan berbasis perdesaan yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas alokasi sumberdaya pada program pengendalian demam berdarah.

 

Penelitian ini dipertahankan dihadapan senat akademik Universitas Indonesia pada hari Senin, 16 Januari 2017, jam 10.00 di Ruang promosi Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Dewan Penguji pada promosi kali ini adalah Prof. dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH., Ph.D sebagai promotor, Dr. dra. Dewi Susanna, MKes sebagai Kopromotor, Prof. Dr. dr. I Made Djaja, SKM, MSc sebagai ketua tim Penguji serta Prof. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH, Dr. Tris Eryando, MA, Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc, Dr. Kholis Ernawati, M.Kes dan Prof. Dr. Rachmadi Purwana, SKM sebai anggota tim penguji.

 

Penelitian Ema Hermawati menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya variabel yang membangun model menunjukkan bahwa iklim, kepadatan penduduk, air perpipaan, sarana transportasi, ketinggian wilayah, tenaga pelayanan kesehatan, laboratorium dan perilaku masyarakat secara bersama-sama berkontribusi menentukan besarnya risiko kesehatan lingkungan DBD di perdesaan. Kesimpulan yang lain adalah bawah nilai skor ririko kesehatan lingkungan demem berdarah dengue berbasis wilayah perdesaan ditentukan oleh angka kepadatan penduduk, kelembaban, suhu dan tenaga kesehatan di tingkat puskesmas.

Atas keberhasilannya mempertahanankan penelitiannya Ema Hermawati yang juga staf pengajar pada Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Indonesia dianugerahi kelulusan dengan predikat sangat memuaskan.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: 
Sumber Informasi: