Promosikan Budaya Indonesia, FEB UI Gandeng Yayasan JakArt Gelar Summer Programme untuk Mahasiswa University of Melbourne dan Harvard University
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK (9/7/2024) – Indonesia, yang dikenal dengan kekayaan kebudayaannya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tengah mempromosikan warisan budaya Indonesia kepada mahasiswa University of Melbourne (Australia) dan Harvard University (Amerika Serikat) melalui kolaborasi antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) dan Yayasan JakArt. Acara tersebut merupakan bagian dari Summer Programme yang diselenggarakan di ruang A.101, Gedung A FEB UI pada Selasa (9/7).
Yayasan JakArt sebagai yayasan yang bergerak di bidang seni budaya dan pendidikan internasional, yang selama lebih dari 25 tahun ini giat mempromosikan berbagai kegiatan seni budaya dan pendidikan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara.
Pendiri Yayasan JakArt Ary Sutedja menjelaskan bahwa Summer Programme memiliki tujuan utama untuk memperkenalkan atau mempromosikan kepada mahasiswa bisnis dari University of Melbourne dan Harvard University tentang berbagai aspek kebudayaan Indonesia seperti adat-istiadat, norma, dan pola pikir, dengan harapan mereka dapat memahami konteks yang berbeda dari Indonesia. Pada dasarnya, seni budaya memiliki dampak yang mendalam dalam kehidupan seseorang karena mampu memengaruhi komunikasi dari latar belakang budaya serta pengambilan keputusan seseorang.
Mahasiswa bisnis dari University of Melbourne dan Harvard University perlu memahami bahwa kebijakan dan tindakan dalam berbisnis tidak hanya didasarkan pada kertas atau angka semata, tetapi juga oleh latar belakang budaya dan nilai-nilai yang melekat pada negara tersebut. Hal ini penting agar mereka mengerti dan memahami cara berinteraksi apabila ingin membuka bisnis di Indonesia. Dikarenakan Indonesia memiliki nilai-nilai seperti spiritualitas, komitmen keluarga dalam mencari nafkah, serta cara berpikir yang berbeda dari negara Australia atau negara lainnya.
“Sebagai sekolah bisnis, jika ingin berbisnis dengan negara lain, misalnya Indonesia, maka pahamilah kebudayan Indonesia agar memahami cara berpikir, berkomunikasi, dan mempunyai jiwa empati terhadap semua etika & norma yang berlaku di Indonesia,” ungkap Ary.
Ary melanjutkan materi yang diajarkan kepada mereka mencakup berbagai aspek seperti adat-istiadat, arsitektur, gaya hidup, serta produk tradisional seperti batik, tenun, dan songket. Selain itu, dilengkapi juga dengan pameran kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Garut, Bali, Kalimantan Tengah, Barat, Timur, Sumatera Utara, Flores, Sumba, Sulawesi, dan Papua, ditampilkan untuk memperlihatkan kekayaan budaya dan produk UMKM Indonesia kepada mereka. “Diharapkan mereka memahami secara mendalam tentang budaya Indonesia, mempersiapkan mereka untuk berkomunikasi lebih efektif, serta membangun hubungan yang harmonis dalam konteks bisnis lintas negara, sehingga mereka bisa menjadi duta kebudayaan Indonesia di negara mereka sendiri,” kata Ary.
Di satu sisi, program ini tidak hanya meningkatkan pemahaman akan keberagaman budaya, tetapi juga untuk merangsang empati dan penghargaan terhadap perbedaan di antara manusia. “Saya tidak mengenal mereka tetapi dalam waktu singkat saya tersambungkan berkat jembatan kebudayaan. Saya juga menyentuh mereka secara manusiawi. Melalui jembatan kebudayaan, diharapkan terjalinlah komunikasi yang lebih dalam dan saling pengertian antar bangsa serta memperkaya pengalaman bersama dalam era global saat ini,” tutur Ary.
Untuk FEB UI sebagai sekolah ekonomi dan bisnis diharapkan bisa bekerja sama dengan orang-orang seni budaya untuk menyelenggarakan kegiatan kebudayaan secara rutin demi melestarikan kebudayaan dan memajukan perekonomian bangsa. “Paling ideal sebuah negara yang maju & sejahtera, apabila orang bisnisnya menjalin kolaborasi dengan orang seni budaya,” tutup Ary.