Image:
Gadget dan beragam permainan modern membuai kebanyakan orang, tidak terkecuali anak-anak yang banyak disebut sebagai generasi penerus bangsa. Dampak negatif dari pemanfaatan gadget dan game-game modern yang kurang terkontrol salah satunya membuat masyarakat menjadi generasi yang bisa dibilang menunduk, generasi yang kurang memperhatikan keadaan sekitar, fokus dengan dunia gadget-nya serta kurang bersosialisasi dengan sesama. Imbas yang sangat kentara adalah satu persatu masyarakat mulai melupakan permainan-permainan tradisional yang justru terkandung banyak kearifan lokal.
Budaya dolanan tradisional Jawa seperti Dhelikan (Petak Umpat), Gobak Sodor, Egrang akhir-akhir ini bisa dikatakan nyaris punah di kalangan masyarakat kota. Kebaikan moral, kejujuran, pembentukan karakter, kecerdasan emosional, keterampilan serta kekompakkan yang dibangun dalam permainan tradisional, kian lama kian ditinggalkan. Tak lain dan tak bukan karena tak sedikit dari masyarakat Jawa khususnya, maupun masyarakat luar Jawa, belum mengetahui betul, bahwa terkandung banyak nilai kebaikan moral dalam permainan tradisional.
Terjadinya pergeseran budaya inilah yang melatarbelakangi Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa (KMSJ) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, melalui acara Pekan Budaya Jawa 2015, dengan tema payung besar tentang budaya dolanan tradisional Jawa (read: permainan tradisional Jawa), mengadakan serangkaian acara di bulan Oktober mendatang . Lewat acara PBJ 2015 yang bertema “Nguri-uri Dolanan”, secara umum, tujuan yang ingin diperoleh antara lain; ingin memberikan wadah untuk memperkenalkan, menampilkan serta melestarikan kembali budaya dolanan tradisional Jawa kepada masyarakat, baik dalam lingkup Universitas Indonesia maupun masyarakat umum.
Adapun acara yang akan diselenggarakan pada tanggal 28, 29, 30 Oktober 2015 nantinya meliputi; penyelenggaraan lomba tari antar universitas se-pulau Jawa Madura ( http://pbj.kmsastrajawa.org/?p=46 ), talkshow, drama tradisional, dan pagelaran wayang.