Ari Kuncoro, di Sapa Indonesia Malam, Kompas TV: Kemiskinan dan Pengangguran Akibat Pandemi

 

Ari Kuncoro, di Sapa Indonesia Malam, Kompas TV: Kemiskinan dan Pengangguran Akibat Pandemi

Ari Kuncoro, di Sapa Indonesia Malam, Kompas TV: Kemiskinan dan Pengangguran Akibat Pandemi

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (17/2/2021) Pandemi Covid-19 membuat penduduk miskin di Indonesia terus bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin per September 2020 berjumlah 27,55 juta orang. Jumlah tersebut naik dibanding periode yang sama pada 2 tahun sebelumnya, yaitu pada 2019 sebesar 24,79 juta orang dan 2018 sebesar 25,67 juta orang. Kemiskinan bertambah antara lain akibat penduduk usia kerja terdampak pandemi, sehingga menjadi penganggur. BPS mencatat per Agustus 2020 ada 9,77 juta penganggur. Langkah apa yang harus dilakukan agar jumlah warga miskin tidak terus bertambah.

Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., Ekonom yang juga Rektor Universitas Indonesia, dalam acara Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, berjudul “Kemiskinan dan Pengangguran Akibat Pandemi”, mendefinisikan, bahwa di Indonesia masih minim penerapan model ekonomi kekerabatan yang bisa bergantung pada sistem tukar, seperti halnya di negara Eropa dan Amerika Serikat.

Kasus merebaknya demonstrasi dan kerusuhan di beberapa negara Eropa, seperti Belanda dan Denmark yang termasuk mempunyai tingkat kemakmuran dan indeks kebahagiaan (happiness) tertinggi di dunia, menantang karantina wilayah dan bisa dijadikan pelajaran bagi negara-negara lain.

Pemerintah Indonesia dalam mengatasi jumlah kemiskinan akibat pandemi memberikan bantuan sosial (bansos) kepada warga miskin. Hal ini dimaksudkan, agar mereka mempunyai harapan bisa bekerja kembali dan membelanjakan uangnya. Di sisi lain, data Bank Indonesia menunjukkan proporsi tabungan mengalami kenaikan dari 18,6% menuju 20%. Berarti sebagian masyarakat penerima bansos makin hemat, yang dari kota ke desa, tinggal dengan keluarga, sehingga biaya hidup lebih murah dan makan ditanggung bersama.

“Semua kelompok masyarakat harus mulai membelanjakan uangnya. Apabila sudah dilakukan vaksinasi, maka kalangan menengah atas lebih optimis untuk travel atau jalan-jalan yang bisa membangkitkan optimisme dan daya beli. Oleh karena itu, program pemerintah di 2021 diciptakan untuk meningkatkan daya ungkit,” demikian Ari menutup sesinya. (hjtp)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: