FKUI Siap Dukung Program Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana

 

FKUI Siap Dukung Program Nasional Kependudukan dan Keluarga Berencana

Isu mengenai kependudukan dan keluarga berencana masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Di Indonesia, program Keluarga Berencana (KB) telah dijalankan sebagai program nasional sejak tahun 1970 di bawah pengawasan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sejak saat itu, program KB dinilai berhasil karena telah menurunkan angka kelahiran total dan meningkatnya penggunaan obat-obatan serta alat kontrasepsi.

Namun, beberapa tahun belakangan ini kemajuan tersebut mengalami stagnasi. Berbagai permasalahan terkait stagnasi program KB di Indonesia ditenggarai diakibatkan oleh tingkat penggunaan kontrasepsi dan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need), penurunan angka fertilitas atau kesuburan, peningkatan proporsi pernikahan dini, terbatasnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, serta aktivitas seksual di luar pernikahan yang bermuara pada jumlah Angka Kematian Ibu (AKI).

Merujuk pada Sustainable Development Goals (SDG’s) yang dirumuskan oleh World Health Organization (WHO), bahwa kesehatan ibu dan anak menjadi perhatian utama dalam menciptakan generasi yang berkualitas dan memiliki derajat kesehatan yang baik. Tujuan tersebut sejatinya sejalan dengan program nasional keluarga berencana yang dijalankan. KB bukanlah konsep untuk meniadakan kelahiran namun sebuah konsep perencanaan untuk menghasilkan keluarga sebagai generasi dengan derajat kesehatan yang berkualitas.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), sebagai institusi pendidikan kedokteran terbaik, turut mengambil peran dengan banyak melakukan berbagai penelitian dan pengembangan mengenai permasalahan kependudukan dan keluarga berencana di Indonesia. Untuk itulah, pada Senin (15/7/2019) Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMBbeserta jajaran melakukan pertemuan dengan Kepala BKKBN yang baru saja dilantik, dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K).

Kehadiran FKUI adalah untuk memberikan dukungan dan gagasan melalui berbagai penelitian akademik dan pengembangan mengenai kependudukan dan keluarga berencana yang selama ini telah dilakukan oleh sivitas akademika FKUI.

Hal ini sejalan dengan pelaksanaan tahap pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam acara visi Indonesia. Tahap pembangunan SDM dimulai dengan menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak usia sekolah. Pada dasarnya, berbagai permasalahan yang ada saat ini, seperti stunting, kematian ibu, dan kematian bayi, turut didorong oleh perkawinan dan kehamilan yang tidak direncanakan (unwanted pregnancy). Ketidaksiapan selama masa kehamilan dan persalinan memengaruhi kesehatan anak yang dilahirkan. Di sisi lain, jumlah tenaga kesehatan semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni.

Staf pengajar FKUI telah banyak mengembangkan berbagai modul pelatihan terkait program KB. Salah satunya berupa modul pelatihan intensif tenaga kesehatan yang dikembangkan oleh Dr. dr. Arietta R.D. Pusponegoro, SpOG(K). Modul pelatihan ini telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan konseling sehingga dapat meyakinkan calon akseptor untuk melakukan pemasangan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

“Saat ini UI, melalui payung Academic Health System (AHS), sedang berusaha mengintegrasikan penelitian dan pelayanan dalam satu sistem. FKUI juga sudah berhasil membuat kerja sama dengan Gubernur DKI untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan di DKI dengan AHS UI,” papar Dekan FKUI. “Beberapa tahun belakangan ini, beberapa staf dan lulusan doktor FKUI memiliki penelitian-penelitian yang menarik dan bisa bekerja sama dengan BKKBN terkait pengaplikasiannya,” lanjutnya.

FKUI berkomitmen untuk mendukung gerakan Keluarga Berencana Nasional melalui Pendekatan Pengembangan Kolaborasi (Collaborative Improvement Approach) yang meliputi implementation, preparation, discovery, dan interpretation. FKUI dan BKKBN akan bersama-sama melakukan evaluasi berkesinambungan bagi perjalanan program nasional KB ke depannya.

Beberapa implementasi yang telah dilakukan sivitas akademika FKUI bagi pengembangan program nasional KB adalah “KLOP (Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi) KB”, sebuah aplikasi berbasis android yang dibuat oleh dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG(K) dan dr. Herbert Situmorang, SpOG beserta tim. Aplikasi tersebut berisi diagram lingkaran kriteria kelayakan medis dalam penggunaan kontrasepsi yang merupakan modifikasi diagram lingkaran WHO dalam bahasa Indonesia. Hingga saat ini KLOP KB sudah diunduh lebih dari 10.000 pengguna.

Selain itu, sejak 2016 hingga saat ini, FKUI juga telah bekerja sama dengan Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, BKKBN, WHO Indonesia, UNFPA, IDI, dan IBI melakukan penerjemahan 3 dari 4 WHO’s Cornerstone. Kemudian, sejalan dengan program AHS, FKUI-RSCM melalui RSCM Kintani menyediakan layanan family planning, fertilitas, dan ginekologi.

Sivitas akademika FKUI juga turut tergabung dan menjadi pemimpin dalam berbagai organisasi profesi yang terkait dengan kependudukan dan keluarga berencana seperti Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI), dan Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI). Tentunya, seluruh organisasi profesi tersebut dapat turut diikutsertakan dalam mendukung program KB.

Selain yang telah disebutkan di atas, ada banyak lagi penelitian dan pengembangan lain terkait keluarga berencana. Seperti penelitian Dr. dr. J.M. Seno Adjie, SpOG(K) (2014) terkait pelatihan KB. Penelitian berjudul “Pengaruh Model Pelatihan Teknik Khusus Pemasangan AKDR Copper T CU 380 A Pasca Plasenta terhadap Peningkatan Penerimaan, Penurunan Ekspulsi dan Infeksi serta Mempertahankan Pengetahuan dan Keterampilan Provider,” tersebut meneliti pengaruh Model Pelatihan Teknik Khusus Pemasangan AKDR T Cu 380A pascaplasenta terhadap peningkatan penerimaan, penurunan ekspulsi dan infeksi serta mempertahankan pengetahuan dan keterampilan provider.

Penelitian Dr. dr. Omo Abdul Madjid, SpOG(K), MPH (2018) terkait manajemen KB dengan judul penelitian “Pengembangan Model Peningkatan Mutu Terpadu (M-PMT) Pelayanan Kontrasepsi AKDR Pasca Persalinan pada Fasilitas Kesehatan Primer”. Penelitian tersebut mendapatkan bahwa M-PMT dapat digunakan untuk penyusunan modul pelatihan peningkatan mutu pelayanan oleh fasilitas kesehatan primer.

Penelitian Dr. dr. Irvan Adenin, SpOG (2019) terkait pengembangan alat KB dengan judul penelitian “Hubungan Komponen Inflamasi dengan Glikodelin A dan Perannya sebagai Mekanisme Kerja AKDR Lippes Loop”. Studi tersebut menemukan bahwa material polietilen (PE) dapat digunakan kembali sebagai AKDR karena terbukti meningkatkan Glikodelin A yang merupakan salah satu metode kontrasepsi.

Pada kesempatan ini, dr. Hasto turut menyampaikan apresiasi terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan FKUI terkait pengembangan program KB. Untuk ke depannya, BKKBN akan secara aktif bekerjasama dengan FKUI, baik dalam hal pendidikan, penelitian, pelayanan, serta implementasi hasil-hasil disertasi doktor FKUI dalam rangka mengendalikan jumlah penduduk, menurunkan angka kematian ibu, serta meningkatkan kualitas SDM Indonesia secara komperehensif.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: