Sistem Skoring Dokter FKUI untuk Prediksi Luaran Klinis Perdarahan Intraserebral Spontan Pasca Operasi Pasien Stroke

 

Sistem Skoring Dokter FKUI untuk Prediksi Luaran Klinis Perdarahan Intraserebral Spontan Pasca Operasi Pasien Stroke

Stroke adalah sindrom klinis dengan karakteristik perubahan gejala klinis dan atau tanda kehilangan fungsi serebral baik fokal maupun global, dengan gejala lebih dari 24 jam atau kematian oleh penyebab vaskular. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan disabilitas di dunia. Setiap tahunnya, 5,7 juta orang meninggal karena stroke, dan merupakan penyebab kematian kedua (9,7% dari seluruh kematian), yang melebihi penyakit jantung. Stroke dapat berupa sumbatan pembuluh darah atau berupa perdarahan otak.

Di Indonesia, angka kematian akibat stroke perdarahan dapat mencapai 20,3% dalam waktu 3 hari pertama. Selain menyebabkan kematian, stroke juga membutuhkan perawatan yang cukup lama, yakni rerata membutuhkan 17 hari perawatan untuk pasien stroke perdarahan.

Luaran klinis pasien yang mengalami perdarahan otak ditentukan oleh situasi dan kondisi cedera pada jaringan otak, yang disebabkan oleh dua proses mekanisme, yaitu proses cedera primer akibat desakan mekanis oleh bekuan darah (hematoma) dan proses cedera sekunder akibat gangguan metabolisme sel-jaringan otak akibat terpapar oleh sel-sel darah merah dan produk-produk degradasinya. Saat peningkatan tekanan dalam rongga tengkorak sudah kembali normal set dan pada gambaran radiologis tidak tampak desakan hematoma, terkadang kondisi pasien tetap tidak menunjukkan perbaikan bahkan memburuk. Kondisi tersebut diyakini akibat proses kerusakan otak sekunder yang berlangsung, yaitu gangguan proses metabolisme sel.

Berangkat dari latar belakang tersebut, staf pengajar Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM, dr. Hanif Gordang Tobing, SpBS, melakukan penelitian untuk mendapatkan prediktor dalam praktik klinis untuk memprediksi luaran pasien dengan cedera otak sekunder pasca kraniotomi evakuasi perdarahan intraserebral.

Pada penelitian tersebut dilakukan pengambilan sampel cairan otak di sekitar hematoma dan dilakukan pemeriksaan indikator penanda cedera otak sekunder, seperti kadar tumor necrosis factor-alpha (TNF-a), superoxide dismutase (SOD), ion besi, total iron binding capacity (TIBC), dan kadar laktat dalam cairan otak. Penanda cairan otak tersebut dinilai hubungannya dengan perubahan status kesadaran pasien.

Hasil penelitian mendapatkan bahwa volume hematoma pasca operasi dan penanda TNF-a di dalam cairan otak dapat memprediksi situasi dan kondisi cedera otak yang disebabkan oleh gangguan proses metabolisme sel. Prediksi dilakukan dengan menggunakan sistem skoring yang didapatkan dari penelitian ini. Dengan demikian, maka perjalanan peristiwa stroke perdarahan dapat dipantau secara lengkap dan juga estimasi prediksi luaran respons klinis pasien yang mengalami perdarahan otak menjadi lebih objektif dan akurat serta memberikan beberapa manfaat lain untuk manajemen terapi cedera otak, melengkapi evaluasi kondisi klinis yang maksimal dan sebagai pertimbangan untuk meIengkapi pedoman rekomendasi penanganan stroke perdarahan.

Pemaparan hasil  penelitian tersebut dipresentasikan oleh dr. Hanif Gordang Tobing, SpBS pada sidang promosi doktoralnya, Kamis (27/6/2019) lalu di Ruang Auditorium Lt. 3, Gedung IMERI FKUI Salemba. Disertasi berjudul “Volume Hematoma dan Biomarka Cedera Otak Sekunder sebagai Prediktor Luaran Klinis pada Perdarahan Intraserebral Spontan Pasca Operasi” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Bertindak selaku ketua tim penguji Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD-KPTI dengan anggota tim penguji Dr. dr. Wismaji Sadewo, SpBS(K); Prof. Dr. dr. Rianto Setiabudy, SpFK; Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc; dan Kolonel (Kes). Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP.

Di akhir sidang, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, selaku ketua sidang mengangkat dr. Hanif Gordang Tobing, SpBS sebagai Doktor dalam bidang Ilmu Kedokteran di FKUI. Dalam sambutannya promotor Prof. dr. RM. Padmosantjojo, SpBS dan ko-promotor Prof. dr. Teguh AS. Ranakusuma, SpS(K) dan Dr. dr. Ina Susianti Timan, SpPK(K) berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pelayanan cedera otak sekunder pasca perdarahan intraserebral.

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: