Syafina Amorita Candini: Dari Membaca Buku hingga menjadi None Buku

 

Syafina Amorita Candini: Dari Membaca Buku hingga menjadi None Buku

Alumni Program Studi Korea FIB UI, Syafina Amorita Candini (Diny), memenangi ajang pemilihan Abang None Buku Jakarta Timur dan DKI Jakarta pada tahun 2019 silam. Gadis kelahiran Palembang ini mengaku sangat menyukai buku sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Sebelum ia menjadi bagian dari Abang None Buku Jakarta Timur, ia sudah menerapkan kedisiplinan dalam membaca buku minimal 30 menit setiap harinya. Ia ingin menyebarkan kebiasaan membaca yang ia miliki kepada anak-anak atau minimal pada orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Buku yang biasa Diny baca adalah buku sastra klasik Indonesia. Hal ini yang membuatnya ingin berkuliah sastra di FIB UI. Ia ingin melihat perspektif baru mengenai sastra di negara lain dan mengomparasikannya dengan sastra Indonesia. Meskipun memilih studi sastra sempat ditentang oleh kedua orang tua, Diny tetap mempertahankan tekadnya dan menunjukkan keseriusannya untuk mendalami sastra. Ini dibuktikan melalui beberapa penghargaan yang diterimanya di bangku sekolah seperti Juara I Lomba Menulis Cerpen Nasional oleh Sampoerna Academy tahun 2013, Juara I Lomba Bercerita Bahasa Palembang tingkat Provinsi oleh Perpustakaan Provinsi Sumsel 2013, Juara III Lomba Menulis Cerpen se-Kota Palembang oleh SMAN 4 Palembang tahun 2014, Juara I Lomba Pidato Bahasa Indonesia se-Kota Palembang oleh Banpusda Sumsel 2015, Juara II English Speech Contest se-Kota Palembang oleh Banpusda Sumsel 2015, Juara Harapan I Lomba Menulis Cerpen tingkat Nasional oleh Kemendikbud 2015, Queen SMAN 1 Palembang, Wakil Duta Bahasa Provinsi Sumatra Selatan tahun 2016, dan beberapa penghargaan lainnya.

“Awalnya memang tidak diperbolehkan karena dulu orang tua saya hanya ingin saya masuk jurusan kedokteran. Namun, saya memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap sastra. Setiap hari saya membujuk orang tua saya agar saya diperbolehkan masuk kuliah sastra. Diperbolehkan sih, tapi syaratnya harus lulus 3,5 tahun, aktif berorganisasi, dan memenangi banyak perlombaan” Diny kemudian menepati syarat yang diberikan oleh orang tua. Ia berhasil lulus dengan jangka waktu 3,5 tahun (menjadi mahasiswa aktif FIB UI sejak pertengahan tahun 2016 dan lulus di awal tahun 2020). Ia juga aktif berorganisasi dan mengikuti berbagai perlombaan. Ia mengikuti perlombaan intra maupun ekstra kampus dan berhasil mendapatkan beberapa penghargaan seperti Juara III Deklamasi Puisi Olimpiade Budaya FIB UI 2016, Juara I Lomba Menulis Puisi Olimpiade Hwarang FIB UI 2016, Juara I Lomba Menulis Puisi OIM FIB UI 2017,  Juara I Lomba Menulis Cerpen Olimpiade Hwarang FIB UI 2017, Juara Harapan I Pidato Bahasa Korea oleh KFF 2017, Grand Finalist 17th UCC Korean International Film Festival 2018, Juara II Pidato Bahasa Korea oleh KCC 2019, Juara II Lomba Menulis Cerpen tingkat Nasional oleh KMP UNY 2019. Ia juga menjadi penerima beasiswa Bank Shinhan Scholarship Program, PPA oleh Kemenristekdikti, dan Beasiswa Rumah Kepemimpinan.

“Dari awal, saya sudah memiliki visi yang ingin saya capai ketika saya berkuliah. Saya ingin aktif berorganisasi di tahun pertama dan kedua kuliah, tahun setelahnya saya ingin fokus perlombaan. Kuncinya sih membuat skala prioritas dan jadwal harian. Itu sangat membantu agar kita memaksimalkan waktu yang kita miliki”Selain mengikuti perlombaan, Diny juga aktif menjadi pembawa acara di beberapa acara nasional. Ia juga pernah menerbitkan antologi cerpen yang berjudul Revolution dan Over Blue, serta antologi puisi yang berjudul Suara-Suara Kejora. Hal ini merupakan bentuk kecintaannya terhadap sastra. Ia ingin di kemudian hari ia tetap dapat menikmati karya sastra di sela rutinitasnya. Saat ini (Februari 2020. red), ia sedang mempersiapkan visa kerja untuk bekerja di perusahaan konsultan bisnis yang ada di Kuala Lumpur. “Dalam menjalani hidup, ada dua kunci utama yang saya pegang yaitu berdoa dan berusaha. Spiritualitas dan produktivitas harus seimbang. Selain itu, percaya diri, profesional, dan sikap menghargai orang lain adalah komplemen untuk menyempurnakan hubungan sosial” paparnya. “Kalau dipikir-pikir, buku juga yang mengantarkan saya sampai ke titik ini. Dengan membaca buku, saya menyukai sastra, memilih jurusan sastra, dan mengikuti ajang pemilihan Abang None Buku. Saya yakin bahwa apa yang saya baca sekarang akan mengasah pola pikir saya dan menjadi bekal saya untuk hidup bermasyarakat ke depannya”.(Dny)

Kategori Target Audience: 
Kategori Fakultas: 
Kategori Konten: